Trending Post...

Monday, January 31, 2011

Dental Health Tourism

Beberapa waktu yang lalu ada seorang ibu-ibu yang datang ke praktekan. Dari gaya bicara dan cara berkomunikasinya tampak sedikit berbeda dengan pasien-pasien yang biasa datang ke praktekan. selang beberapa waktu dan ngobrol lumayan banyak saya tahu bahwa pasien datang dari kota metropolitan Jakarta. Kemudian saya bertanya sembari menduga apakah ibu tersebut ada urusan bisnis atau keluarga, namun jawaban yang saya dapat sungguh di luar dugaan. 

Ibu tersebut mengaku dia memang sengaja ke Jogja untuk berwisata, selain wisata di tempat pariwisata, ibu itu mengatakan dia juga sengaja khusus ber"wisata" gigi. Jadi singkat kata ibu tersebut sebut saja ibu nurma berkeinginan untuk membereskan semua masalah gigi di jogja. Saat saya tanya alasan mengapa harus di jogja? ibu nurma menjawab karena harganya yang lebih miring dibanding di Jakarta. Read More...


Jawaban lugas Ibu Nurma membuat saya sedikit mengernyitkan dahi, ternyata di Indonesia ada yang sengaja pergi ke luar kota tempat tinggalnya untuk memeriksakan giginya. Sejauh yang saya tahu memang dunia kesehatan sudah masuk lahan garapan pariwisata di berbagai negara. Contoh yang paling denkat adalah negara tetangga Malaysia dan Singapura, institusi kesehatan di kedua negara tersebut santer mempromosikan layanan kesehatan mereka di Indonesia dan peminatnya banyak dan tidak hanya sekedar ada.

Kembali ke kasus ibu Nurma, pada waktu itu saya sungguh merasa bahwa memang tidak salah apabila sejawat dokter dan dokter gigi di seluruh Indonesia mulai membuka diri terhadap kemungkinan suatu program wisata kesehatan. Khusus untuk dokter gigi mungkin bisa dinamakan Dental health Tourism.

Tawaran yang diberikan tentu saja tidak harus sama dengan apa yang disampaikan Ibu Nurma tadi yaitu harga yang miring karena harga adalah relatif dan memiliki banyak sekali variabel. Misalnya Ibu Nurma menganggap harga perawatan gigi di Yogyakarta lebih terjangkau daripada di Jakarta. Ada kemungkinan beliau kebetulan pernah dirawat di klinik Jakarta yang bertarif tinggi dan kemudian mendengar dari kawan bahwa di Yogyakarta murah. Tentu saja tidak semua klinik di Jakarta bertarif seperti yang digambarkan Ibu Nurma. Yang mau disampaikan adalah ada banyak celah di dalam ide Wisata Kesehatan gigi kalau mau diwujudkan.

Di masa yang akan datang sangat mungkin tiap daerah memiliki kekhasan sendiri-sendiri dalam konteks "wisata" kesehatan Gigi. Daerah A misalnya sangat terkenal dengan estetiknya atau daerah B terkenal dengan orthodonsinya. Pelayanan "wisata" ini kemudian digabungkan dengan potensi wisata setempat misalnya, Kota Yogyakarta terkenal dengan perawatan gigi yang bagus dengan harga murah ditambah dengan pesona kraton Kasultanan Yogyakarta dan Gunung Merapinya. Dengan paket tawaran wisata yang demikian akan menarik minat wisatawan domestik dan mungkin saja mancanegara. Sekedar informasi karena kebetulan salah satu tempat saya praktek ada di wilayah wisata dan banyak turis asing "backpacker". Mereka adalah warga kebanyakan yang juga tidak berduit banyak sehingga mereka sangat senang dengan pelayanan kesehatan gigi yang baik sekaligus dengan biaya yang rasional jika dibandingkan dengan di negara mereka.

Sudah waktunya bagi dunia kesehatan khususnya kedokteran gigi untuk membuka diri bagi khalayak, sudah bukan waktunya untuk terpenjara secara etik yang mungkin saja harus kembali dikaji secara kontekstual sesuai dengan perkembangan jaman. Asal jujur dengan apa yang ditawarkan menurut saya sah-sah saja upaya penawaran itu. Meskipun demikian bukan berarti akan berakhir seperti berdagang kain atau beras, masing-masing sejawat tentu saja memiliki etika diri yang bersumber nurani. Salam

1 comment:

healthonlinetips said...

Gargling can make your mouth more fresh and fresh so diligent and frequent gargling karen ITU can make your mouth fresh all the time

Do not brush your teeth immediately after consuming soft drinks or drinks that contain acid! Thus the opinion of Mary Hayes, DDS, spokesperson of The Chicago Dental Society.