Trending Post...

Wednesday, June 9, 2010

Kegagalan 3mix pada kasus pulpitis ireversibel kronis: case report


Case: wanita 29 tahun datang dengan keluhan bengkak pada regio kiri bawah, sakit berdenyut. 3 hari yang lalu datang ke dokter gigi lain untuk memeriksakan giginya yang terasa sakit buat makan dan terasa berdenyut. Gigi tersebut sudah pernah ditambal oleh mahasiswa kedokteran gigi +/- 3 tahun yang lalu. oleh dokter gigi dilakukan pembukaan kamar pulpa, diberikan dressing 3 mix dan ditumpat sementara. 2 hari kemudian gigi tersebut terasa lebih sakit dan muncul bengkak, pasien minum obat antibiotik dan antiinflamasi tapi sakit hanya berkurang sedikit, pasien memutuskan untuk mencari second opinion.
Pada pemeriksaan obyektif ditemukan gigi 35 yang ditumpat dengan tumpatan sementara, perkusi (+, sakit), CE (-). Palpasi terdapat pembengkakan konsistensi keras fluktuasi (-) yang meluas dari gigi 34 sampai sisi distal 35. Terdapat kegoyahan derajat 1. DD: nekrose pulpa akut, gangren pulpa akut. Kemudian dilakukan pembukaan tumpatan sementara. Asumsi penulis bahwa dokter gigi sebelumnya telah melakukan pengambilan jaringan pulpa kemudian diberikan dressing  3MIX-MP. Ternyata ketika mata bur masuk cukup dalam keluar darah segar cukup lumayan. Dilakukan penanganan bleeding. Penulis kemudian memperkirakan bahwa jaringan pulpa belum terambil dengan sempurna. Karena pada kondisi inflamasi, maka jaringan yang tersisa akan berproliferasi dengan cepat. Kemudian penulis memutuskan untuk mengambil sisa jaringan pulpa dengan barbed broach warna merah dan benar dugaan penulis bahwa masih ada sisa jaringan. Kemudian dilakukan preparasi biomekanis dengan MAF = 25, dilakukan dressing eugenol dan ditutup dengan kapas. Diberikan medikasi antibiotik gabungan golongan aerob dan anaerob, antiinflamasi dan analgesik. Observasi selama 3-5 hari untuk kunjungan kontrol.
Kesimpulan, pada kasus dimana sudah ditemukan tendensi pulpa yang terinfeksi (ada kontaminasi bakteri/toksin pada jaringan pulpa) sebaiknya jangan dilakukan aplikasi menggunakan 3MIX-MP tanpa dilakukan pengambilan jaringan yang terinfeksi.  3MIX-MP mungkin dapat digunakan sebatas untuk dressing. Menurut penulis, perawatan saluran akar (PSA) masih merupakan pilihan tindakan yang rasional untuk kasus pulpitis irreversibel kronis.

Friday, June 4, 2010

Periodontal Abses vs alveolar abses: case report


Salam sahabat denta....
beberapa hari yang lalu saya mendapat pasien anak perempuan usia 12 tahun dengan keluhan bengkak gusi di gigi 85 sejak 5 hari yang lalu dan rasa sakit pada daerah rahang bawah sebelah kanan. Pemeriksaan obyektif tampak pembesaran gingiva di antara gigi 44 yang baru mulai tumbuh dan 85 dengan fluktuasi positif. Gigi 85 berlubang besar di sebelah mesioproksimooklusal. Pasien mengatakan bengkaknya pecah sebelum pergi ke klinik. kondisi sistemik, KU baik, subfebris LN submandibular teraba.
Pemeriksaan selanjutnya diperoleh perkusi (+,sakit), sondasi (-), CE (-). DD 1: Gumboil, DD 2: periodontal abses. Belum ditegakkan diagnosis final karena terdapat keraguan yaitu tanda utama alveolar abses yaitu gigi yang non vital meskipun sondasi maupun CE (-), penulis berpendapat bahwa ada kemungkinan rasa ngilu tersamar rasa sakit akibat radang. dilakukan debridement pada daerah radang, pembesihan gigi yang karies dan irigasi dengan cairan antiseptik hexadol kemudian dilakukan dressing dengan kapas iod kemudian kavitas ditutup dengan kapas. medikasi diberikan antibiotik gabungan untuk bakteri aerob dan anaerob dengan dosis disesuaikan untuk anak-anak, ibuprofen sirup dan paracetamol sirup. Observasi dilakukan 5 hari kemudian, tampak abses mulai sembuh dengan baik, dilakukan tes vitalitas, sondasi dan CE (+, ngilu), perkusi (-), dengan fakta pada waktu kontrol ditegakkan diagnosis periodontal abses yang disebabkan oleh terjebaknya makanan (food trapped) dengan akses masuk pada kavitas proksimal gigi 85. Kemudian dilakukan debridement lagi, aplikasi cavity cleanser, kalsium hidroksid light cured dan GIC, pasien pulang dengan senyum.....:)