Trending Post...

Sunday, February 21, 2010

Dokter/dokter gigi Keluarga ??? bisa-bisa aja...!


Mungkin sahabat semua pernah membaca artikel tentang dokter gigi keluarga di blog ini sebelumnya yang mengesankan program ini bagaikan sesuatu yang mustahil dilakukan di negara kita. Memang dalam konsep yang ideal akan sangat sulit dilakukan, apa sih konsep idealnya? yaitu paradigma sehat mulai dari penanggungjawab program dalam hal ini pemerintah, pelaksana program yaitu tenaga medis dan yang terakhir dan yang paling penting yaitu masyarakat sebagai user.
Mengapa paradigma itu menjadi sulit? atau dibuat sulit tepatnya? tidak lain karena belum adanya komitmen dari penanggungjawab untuk tidak berpolapikir instan, mengapa saya sebut instan? ya karena pemerintah dalam hal ini selalu mengesampingkan salah satu pilar utama pelayanan kesehatan yaitu preventif, selama ini tindakan preventif cenderung mengarah ke interseptif bahkan kuratif, padahal mereka tahu bahwa tanpa kesadaran preventif di masyarakat maka memang akan mustahil untuk meniadakan tindakan kuratif sedangkan tindakan kuratif itu berapapun biaya "penjaminan kesehatan" dari pemerintah saya jamin tidak akan cukup dan tidak akan merata.
Lalu mengapa bisa terjadi demikian? jawabannya mungkin akan sedikit berpolitik, tapi akan saya coba untuk menjawab. Sudah menjadi rahasia umum bahwa di negara tercinta Indonesia ini suatu kementrian begitu berganti menteri maka akan berganti pula kebijakannya termasuk di sini kementrian kesehatan. Sehingga program seperti dokter keluarga yang notabene tidak bisa instan dan cenderung rumit ini menjadi tidak populer bagi sang menteri. bayangkan dalam waktu 5 tahun kementrian harus mampu membuat progress yang terlihat sehingga menjadi sebuah prestasi, maka sebagai manusia yang yang memiliki akal dan logika, maka sang menteri akan mengarahkan pada kebijakan instan tadi seperti misalnya program jaminan kesehatan (jamkesmas, jamkesda, jamkessos, dll.)

Memang tidak ada yang meragukan bahwa program dokter keluarga itu sulit tapi kapan mau maju kalo tidak ada rintisannya, tentunya para dokter akan ingat bagaimana dulu saat latihan menyuntik pertama kali, latihan incisi (mengiris dengan pisau bedah-red) pertama kali tentu sulit bukan? yang dibutuhkan adalah suatu komitmen yang kuat dari pemerintah dalam hal ini depkes.

Tahun 2007 di Kota Bontang dicanangkan pilot project pelayanan dokter/dokter gigi keluarga, bisa dibaca artikelnya di SINI, dalam artikel tersebut arahnya sudah tampak menuju ke arah yang benar yaitu bahwa yang namanya dokter keluarga itu harus berparadigma sehat, apa artinya? seorang dokter keluarga bukanlah seorang "penjaga gawang" yang menunggu orang sakit yang datang ke tempat praktek ,melainkan seorang stiker yang menjemput bola. "bola" tersebut kemudian diolah dengan keilmuannya menjadikan masyarakat di wilayah kerjanya menjadi sehat dan apabila memang diperlukan barulah sebuah tindakan kuratif diberikan.
Semoga tetap berlanjut dan menular ke daerah-daerah yang lain. (Dimas)