Trending Post...

Friday, December 24, 2010

Tips Menyikat Gigi

Menyikat gigi adalah hal biasa yang sudah menjadi bagian dalam hidup keseharian kita. Tahukah anda sebenarnya menyikat gigi yang nyaman itu bagaimana? kok nyaman? bukannya baik dan benar?

Jawabannya sederhana, selama ini selalu ada anggapan bahwa menyikat gigi harus begini harus begitu, harus 10 menit dan harus-harus lainnya. Akibatnya banyak diantaranya menyimpang menjadi harus sekeras mungkin atau harus sampai berdarah, no way!

Sikat gigi yang benar haruslah NYAMAN! dan MERATA. Kedua hukum itu harus terpenuhi saat menyikat gigi, walaupun kita menyikat gigi dengan gerakan memutar atau dengan arah menjauhi gusi tapi dengan kekuatan yang luar biasa maka sudah menjadi tidak nyaman, santai saja dan nikmati waktu menyikat gigi anda dengan selalu mengingat dua hal yaitu Nyaman dan Merata.

Jadi masihkah kita menyikat gigi dengan brutal? silakan browsing di mbah gugel untuk mengetahui efek menyikat gigi yang terlalu keras maka anda akan sadar-kalau kata Sketsa- bahwa menyikat gigi "nggak gitu juga kaleeee"

Friday, December 10, 2010

Orthodontik Cekat: haramkah untuk General Dentist?

Fenomena behel semakin lama semakin menjadi tren di kalangan anak muda, bahkan di beberapa tempat menjadi sebuah standar "gaul" anak muda. Tidak jarang seseorang datang ke tempat praktek dokter gigi untuk pemasangan kawat gigi padahal susunan giginya sudah rapi dan dapat dipastikan hasil perawatan tidak signifikan. Fenomena ini menjadi sebuah lahan yang subur bagi rekan-rekan sejawat dokter gigi yang tidak mengambil spesialisasi ortodonsi untuk melakukan pemasangan kawat orto.

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, adakah batasan kasus dimana terdapat peluang seorang dokter gigi umum dapat melakukan perawatan othodontik cekat? logikanya adalah, ilmu ortodontik sebagaimana ilmu-ilmu di kedokteran gigi lainnya selalu berkaitan dengan perkembangan teknologi, dimana terdapat semacam "bantuan" bagi user dalam hal ini dokter gigi umum untuk dapat menggunakannya juga dengan batasan kasus tertentu. Ibarat dalam ilmu bedah mulut, dengan level resiko tertentu akan ada sebuah tingkatan penanganan kasus yang dapat dikerjakan oleh dokter gigi umum. 

Memang benar bahwa setiap jenis perawatan akan selalu ada sebuah resiko, terlebih bahwa yang ditangani adalah manusia. jika memang demikian apakah tidak sebaiknya diberikan batasan yang jelas kasus mana yang dapat dirawat dengan pesawat othodontik cekat dan mana yang tidak, langkah selanjutnya adalah memberikan semacam panduan perawatan menggunakan alat orthodontik cekat yang benar atau memasukkan ke dalam kurikulum pendidikan dokter gigi. Hal ini akan memberikan keuntungan diantaranya, kemampuan sejawat dokter gigi umum akan meningkat, mengetahui dengan pasti level mana yang dapat dikerjakan sejawat dokter gigi umum dan resiko ke pasien dapat diminimalkan.

Wacana ini hendaknya diterima dengan hati yang jernih, penulis yakin akan banyak pro kontra karena masalah kewenangan adalah masalah yang melibatkan berbagai dimensi. semoga bermanfaat.

Sunday, December 5, 2010

Tips n' Trick : Tumpatan Kelas IV dengan Warna Komposit Tidak Lengkap

pernahkah anda jengkel dengan hasil restorasi tumpatan klas IV anda? atau pernahkah anda kena komplain pasien karena warna giginya berbeda terlalu mencolok? kalau pernah maka normal saja, apa yang perlu anda lakukan hanya melakukan tindakan yang solutif dan aplikatif.

solusi paling cepat tentu saja sediakan warna dengan lengkap selengkap-lengkapnya, dengan ini maka kemungkinan warna yang belang akan terminimalisir. Tapi apakah memang tidak ada jalan lain? ya kalau dekat dengan supplier, ya kalau budget ada, kalau keadaan serba tidak memungkinkan dan anda menginginkan dapat memberi pelayanan optimal, saya akan berbagi sedikit tips tentang masalah tersebut.

masalah utama kasus tumpatan klas IV pada umumnya adalah warna yang tidak sesuai dengan gigi yang sehat atau warna dentin yang terlalu terang. kalau tersedia opaquer maka tidak menjadi masalah, namun biasanya pada klinik yang biasa-biasa saja (seperti punya saya tentunya-red) maka biasanya hanya tersedia warna dentin yang universal. Bahan ini cukup bagus namun pada umumnya tampak terlalu opaque. Hasilnya apabila sudah diaplikasikan komposit universal kemudian biasanya warna dentin akan lebih menonjol, tampak cenderung lebih putih mengingat warna komposit universal lebih translusen. 

Nah mari sedikit saya sharing tentang apa yang biasanya saya lakukan pada kasus tersebut. ambil contoh misalnya pasien setelah dicocokkan dengan shade guide memiliki warna A 3,5 (harap jangan berpatokan hanya dengan shade guide, bisa digunakan komposit yang dikeraskan tanpa etsa-bonding kemudian disinar, lihat kecocokannya), baiklah kita kita sudah dapat A 3,5 kemudian lakukan prosedur pembuatan dinding palatinal, bisa dengan teknik selluloid strip maupun dengan mock up(bentuk dinding palatal sampai separo incisolabial dengan komposit yang sudah Expired kemudian disinar tanpa etsa-bonding, cetak dengan PVS tanpa bagian labialnya. kemudian buat dinding palatal dengan cetakan PVS tersebut). sesudah dinding palatinal lanjutkan dengan warna dentin, gunakan warna dentin universal kemudian bentuk efek mamelonnya. trik akan dimulai setelah tahap ini, kalau anda langsung menggunakan komposit universal warna A 3,5 maka yang terjadi warna dentin akan tampak lebih opaque. Solusinya gunakan warna 1 tingkat lebih muda dari warna gigi pasien untuk melapisi komposit dentin universal, jadai dalam kasus ini gunakan warna komposit universal A 3 untuk melapisi komposit dentin universal yang opaque tadi. baru kemudian gunakan warna gigi pasien A 3,5 untuk lapisan selanjutnya. langkah terakhir gunakan warna enamel dan bahan glossy. Lakukan finishing dan polishing dan anda akan mendapati restorasi yang berbeda dibandingkan apa yang sudah biasa dilakukan. 

Hasil yang didapat memang tidak sesempurna apabila terdapat kelengkapan warna namun dari beberapa kasus yang pernah saya lakukan pada umumnya pasien puas. Selamat mencoba tips ini namun saya harus mengakui bahwa solusi yang paling ideal adalah menggunakan warna dentin yang sesuai. Salam

Dental Nurse "bukan sekedar pelengkap penderita"


Perawat gigi atau di Indonesia lebih dikenal sebagai asisten dokter gigi adalah profesi yang tidak terpisahkan dari suatu produk layanan medik gigi. Alasan mengapa istilah asisten dokter gigi lebih dikenal daripada istilah perawat gigi sebenarnya tidak lepas dari kebijakan yang berlaku di Indonesia mengenai perawat gigi (dental nurse), diantara beberapa model perawat gigi yang ada, Indonesia menganut model dental assistant atau asisten dokter gigi. Model lain dari perawat gigi adalah dental hygienist
Kemampuan inti seorang perawat gigi diantaranya adalah manajemen termasuk di dalamnya adalah komunikasi, pengawasan penularan infeksi, pemeliharaan dan penggunaan peralatan, peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit gigi dan mulut, perlindungan khusus, tindakan asuhan keperawatan di klinik dan beberapa yang lain dimana salah satunya berkaitan dengan peran perawat gigi sebagai asisten dokter gigi. Seorang perawat gigi profesional dituntut kompeten mulai dari hal manajemen klinik sampai ke situasi dimana seorang dokter gigi terpaksa melakukan pelimpahan tugas apabila memang diperlukan. 
Eksistensi dalam perannya sebagai bagian dari tim memunculkan rasa percaya diri dan semakin berkembang dengan baik apabila dokter gigi juga memberikan kesan bahwa perawat gigi yang ada bersamanya di ruang praktek tersebut berfungsi sebagai partner kerjanya dan bukan sekedar “pelengkap” di ruang praktek. Disadari atau tidak kecermelangan seorang dokter tidak lepas dari peran perawat gigi, jadi tidak rugi apabila seorang dokter gigi memberikan apresiasi kepada partnernya tersebut sebagai bagian dari wujud terimakasih bahwa dirinya sudah terbantu dalam menjalankan praktek. 
jadi masihkah anda hanya sebagai pelengkap? i don't think so. pengalaman praktek saya membuktikan bahwa tetap lebih nyaman dengan adanya partner saat kita bekerja, sekali lagi partner bukan pembantu. salam hormat saya untuk rekan perawat gigi di seluruh Indonesia.
nb: ringkasan dari majalah dental&dental edisi september-oktober