Trending Post...

Thursday, September 23, 2010

Direct Labial Composite Veneer: solusi hemat estetika anda

Dewasa ini dimana kebutuhan semakin meningkat termasuk diantaranya memenuhi kebutuhan akan kecantikan dan penampilan, gigi adalah salah satu faktor penentu "kecermelangan" wajah anda sehingga akhir-akhir ini perawatan gigi mulai bergeser tidak hanya sekedar menyembuhkan tapi lebih pada meningkatkan penampilan. 

Untuk anda yang memiliki masalah penampilan gigi terutama gigi-gigi depan seperti warna yang berubah kehitaman/kecoklatan, susunan yang sedikit kurang rapi atau rusak karena berbagai faktor seperti kecelakaan, kebiasaan makan/minum yang mengandung asam mungkin ingin gigi anda kembali seperti semula. Masalahnya adalah biasanya anda akan ditawarkan untuk dibuatkan mahkota jaket poselen, memang harus diakui bahwa perawatan tersebut ideal tapi idealkah dengan kondisi keuangan anda? kemudian anda mundur dan tidak jadi melakukan perawatan, pertanyaannya sudahkah anda bertanya solusi lainnya?

Perkembangan bahan-bahan tambalan terbaru sudah memungkinkan untuk dilakukan covering pada gigi yang bermasalah seperti tersebut di atas. dengan biaya yang lebih hemat anda akan memiliki penampilan yang lebih baik dari sebelumnya. Jadi jangan ragu untuk bertanya kepada dokter gigi anda apakah ada solusi lainnya untuk barbagai permasalahan anda, untuk kasus ini Direct Labial Composite Veneer layak menjadi pertimbangan anda, salam...

Tuesday, September 21, 2010

Mencegah Anak makan manis tidak harus dengan Melarang

Apa yang terlintas di benak kita saat melihat makanan yang serba manis? Siapapun kita, masih sehat maupun yang jelas-jelas sudah dilarang makan atau minum manis pasti ngiler. Kue-kue manis, kembang gula, minuman-minuman racikan yang sangat menggoda ketika tersaji di depan kita.

Tahukah anda bahwa memang sejak kita masih kecil memang sudah sedemikian terbiasa dengan yang manis-manis, secara alami bayi akan suka dengan makanan dan minuman yang manis dan tanpa sadar hal tersebut seakan menjadi “senjata” bagi orang tua agar anak tidak rewel. Mari kita ambil contoh, kalo anak menangis, maka ibu akan mengambil botol susu yang ditambah dengan gula (padahal susu yang beredar di pasaran rata-rata sudah ditambah dengan gula) parahnya lagi ada yang memang mengisi botol tersebut dengan air gula. Kemudian kalo bayi tidak mau tidur atau susah tidur maka kembali senjata ampuh dikeluarkan.
Dua contoh sederhana ini akan berdampak luar biasa, gula dari gula pasir yang biasanya ditambahkan akan memiliki akibat yang kurang baik bila berlebihan diberikan bahkan ketika usia dini yang dikatakan sedang masa pertumbuhan, memang benar masa pertumbuhan tapi yang dibutuhkan lebih pada nutrisi yang seimbang dan rasional. Dampak yang paling cepat terlihat adalah yang mempengaruhi gigi geligi anak, gigi menjadi keropos dan rusak sebelum waktunya tanggal. Ironisnya kebanyakan orang tua beranggapan bahwa gigi anak yang keropos wajar-wajar saja kan masih anak-anak dan nanti juga ada gantinya. Dampak lainnya adalah terjadinya gangguan penyerapan nutrisi dan memudahkan timbulnya gas di lambung. Kalo sudah demikian masihkah orang tua akan menganggap gula amat sangat penting untuk selalu diberikan?
Bagaimana kalau memang dilarang memberikan gula pasir ke anak? Sekali lagi bahwa bukan dilarang, bagaimanapun juga gula adalah salah satu sumber energi yang dibutuhkan untuk aktivitas anak-anak namun perlu lebih bijaksana dalam memberikannya. Mungkin sedari awal dicoba untuk memberikan jenis makanan yang beraneka ragam mulai dari jenis dan rasa, dengan demikian maka anak akan memiliki pengalaman yang lebih banyak tentang rasa dan tidak akan tergantung pada rasa manis semata. Kebiasaan memberikan asupan dengan kandungan gula berlebih akan memicu masalah di kemudian hari seperti penyakit diabetes mellitus tipe 2 dan tekanan darah tinggi. Anak-anak yang memang pada dasarnya memiliki kecenderungan yang besar terhadap makanan manis akan merasa terdukung dengan kebiasaan makan yang manis-manis.
Bagaimana kalau ternyata sudah melakukan usaha pembatasan tapi kendala muncul dari anak yang sangat obsesif terhadap makanan yang manis-manis? Jangan menyerah, mari kita coba selami pikiran anak tersebut, bisa jadi pembatasan yang kita lakukan ternyata malah semakin membuat anak semakin terobsesi. Anak-anak adalah pribadi yang unik, pada usia tersebut anak-anak mulai menunjukkan eksistensi dirinya, salah satunya dengan meninggikan egonya, hasilnya adalah semakin dilarang akan semakin keras usaha anak untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.
Sebagai orang tua yang cerdas tentu saja hal ini akan menjadi tantangan tersendiri, percayalah masih ada jalan yang harus dicoba dan dilakukan. Bagaimana kalau kita beri saja yang dia minta? apa ini sama dengan menyerah? Jawabannya bisa ya bisa juga tidak. Ya karena kita menyerah dengan cara-cara otoriter, Tidak karena kita hanya sekedar mengubah taktik untuk sedikit berkomunikasi dengan pikiran si anak.
Pernahkah anda mendengar bahwa kata-kata negatif seperti “tidak” dan “jangan” akan diartikan berbeda oleh pikiran bawah sadar kita? Meskipun tujuannya positif tetap akan berdampak sebaliknya oleh bawah sadar seseorang. Juli Triharto, seorang pakar hipnoterapi mengatakan dalam bukunya Hypnolangsing, bahwa lebih baik menggunakan kata-kata yang tidak mengandung unsur negatif agar tidak mengubah tujuan awal yang semula bertujuan positif.
Kalau menggunakan kata-kata yang positif lalu bagaimana sebaiknya? Apakah bisa kita bilang ya makan saja tidak apa-apa lalu kita biarkan saja demikian? Tentu tidak, kita sebaiknya menggunakan prinsip tell-show-do, anak harus diajak bicara pelan-pelan (tell) tentang manfaat dan akibat yang ditimbulkan oleh makanan yang terlalu manis. Meskipun masih anak-anak mereka juga mampu untuk berpikir dan mengolah suatu ide. Katakan pada anak anda silakan makan, tidak apa-apa makan cokelat, permen asal sikat giginya yang rajin, hobi kumur-kumur setelah makan terutama makan yang manis-manis dan kenalkan mereka tentang makanan-makanan lainnya yang anda berikan. Semakin mereka paham apa yang anda berikan maka semakin mudah mereka menerimanya, semakin beragam jenis makanan yang mereka makan maka semakin berkurang ketergantungan mereka terhadap makanan manis.
Langkah selanjutnya adalah contoh nyata dari orang tua (show), tidak akan mungkin si anak akan melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan kalau orang tua tidak melakukannya juga, hal ini berarti sebagai orang tua juga berubah secara nyata di depan anak-anak. Yang terakhir adalah lakukan (do) dengan konsisten dan kurangi efek paksaan dan kata-kata berunsur negatif.
Langkah sederhana yang efektif, hubungan orang tua juga akan semakin dekat, orang tua tidak akan menjadi seseorang yang ditakuti bahkan akan lebih menjadi “teman” mereka, silakan mencoba semoga berhasil.